Nyok Kita Lestariin Bahasa Bekasi!


 


Bekasi jadi 1 antara wilayah arah urban adalah unsur yang perlu diperhatikan dalam perubahan bahasa wilayah Bekasi. Akulturasi di antara bahasa serta budaya baik wilayah Bekasi atau wilayah beberapa pendatang, tidak tutup peluang musnahnya bahasa Bekasi sebagai keunikan wilayah tersebut dalam hubungan serta komunikasi sosial penduduknya.

Pelajari Trik Mendapatkan Jackpot Slot

Maka dari itu, dibutuhkan pengkajian bahasa Bekasi dengan intens yang dapat dimakan khalayak, terutamanya warga yang ada di wilayah Kota serta Kabupaten Bekasi jadi perlakuan protektif serta representatif dari konservasi bahasa Bekasi.


Bahasa ialah satu skema yang dibuat dengan arbitrer serta berdasar pakta (Chaer, 1994:33). Demikian pula dalam bahasa Bekasi, bahasa Bekasi mempunyai skema yang lain dalam bahasa yang lain sebab dibikin dengan manasuka berdasar kesepakatan penutur aslinya (native speaker).


Berikut contoh kosakata bahasa Bekasi serta pemakaiannya dalam kalimat:


Gaplok, gampar 'tampar', deprok 'duduk di bawah', bledug 'bunyi ledakan kompor', keprok 'tepuk tangan', jingkrak 'melompat-lompat', nguyup 'minum langsung dari tempat tiada sedotan', ciplak 'mengunyah', bangkis 'bersin', kepret 'menampar dengan memakai punggung tangan', ngocor 'bunyi air yang keluar', ngorok ' mendengkur', keketok 'suara ayam sebelum dan setelah bertelur', berebet 'suara kain robek, angob 'menguap sebab mengantuk', teblag 'dipukul sisi punggung dari arah belakang'.


Contoh kalimat: (1)Bocah digaplok ama temennya. (2)Emak-emak padadeprok di bawah.(3)Kompornya ngebledug. (4)Orang-orang padakeprok setelah tonton kedok. (5)Indun jingkrak kegirangan.(6)Kopi panas diuyup.(7)Si Usin makannya ciplak. (8)Abis keujanan, Darmaji bebangkis bae. (9)Gua kepret luh! (10)Aer ngocor dari setadi. (11)Waya ginih masih ngorok. (12)Ayam keketok bae di kandang. (13)Kaen Pak Aji berebet cocok di mushalla.(14)Burhan angob bae. (15)Bocah bader sekali, gua teblag bae belakangnya.


Kata gaplok, deprok, bledug, keprok, jingkrak, nguyup, ciplak, bangkis, kepret, ngocor, ngorok, keketok, berebet, angob, serta teblag yang diejawantahkan dalam beberapa kalimat di atas ialah wujud onomatope.


Onomatope/ono*ma*to*pe/ /onomatop/ n kata tiruan bunyi, misalkan "kokok" adalah tiruan bunyi ayam, "cicit" adalah tiruan bunyi tikus (http://kbbi.situs.id/).


Hal itu seperti yang ada dengan bahasa Indonesia. Kata onomatope dipakai di kalimat aktif intransitif, contoh: (1)Kucing mengeong. Anjing menggonggong; (2)Kuda meringkik. Tetapi, pemakaian kata beronomatope dengan bahasa wilayah, terutamanya bahasa Bekasi lebih kaya. Maka dari itu, mari kita lestarikan bahasa wilayah, terutamanya bahasa Bekasi jadi 1 antara kekayaan budaya Indonesia.


Postingan populer dari blog ini

Individual center tissues that can easily produce cardiomyocytes in society

Peregrine chicks fledge on Ely Basilica roofing system survive on video cam

strongman policy. Columbia Educational